Sabtu, 09 November 2019

IKUT RAYAHAN GUNUNG, WARGA TERMANGGUNG KECOPETAN


POKER88 Keraton Yogyakarta melangsungkan tradisi Gerebeg Maulud hari ini, Minggu (10/11/2019). Garebeg adalah upacara yang telah menjadi agenda teratur Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Saat rayahan gunungan di halaman Masjid Besar Kauman, seorang penduduk Temanggung kecopetan. HP android miliknya yang ditabung di dalam tas selempang kecil raib. Ia juga baru sadar saat melihat kancing penutup tas yang diletakkan di depan telah terbuka. Ia langsung mengumumkan orang tuanya yang ikut menyaksikan prosesi rayahan gunungan.

"Pak inginkan lapor, saya kecopetan. Hp saya taruh di tas dan tas telah di depan, tetap dapat dirogoh," ungkap Fitr

Oleh petugas yang berjaga di depan pintu gerbang masjid lantas diminta segera mengadukan ke Polsek Gondomanan, Kotaa Yogyakarta.

"Ini tadi pun sudah terdapat yang mengadukan petugas di yang terdapat di depan Pagelaran. Kami mohon untuk waspada sebab pasti terdapat yang kehilangan," kata seorang petugas sambil menunjukkan untuk lapor ke petugas yang terdapat berjaga-jaga di sekitar mobil.  

POKERTEPERCAYA - Sebelum gunung tiba, petugas dari Masjid Besar Kauman sudah menyerahkan imbauan berkali-kali supaya warga berhati-hati terhadap barang bawaannya baik dompet, Hp dan tas. Petugas dari Satpol PP Kota dan Binmas Polresta pun telah memberitahukan imbauan serupa di sekitar masjid dan selama Alun-alun Utara.

Saat prosesi Gerebeg Mulud Keraton Yogyakarta menerbitkan tujuh gunungan dalam Acara ini sebagai pertanda berakhirnya prosesi sekaten yang dibuka sejak tanggal 3 November 2019. Gunungan itu berisikan sekian banyak  hasil bumi dan sayur-sayuran.

Sebanyak 5 gunungan diberikan di halaman Masjid Besar Kauman Yogyakarta. Kelima gunungan ini terdiri gunungan aler, estri, gepak, darat dan pawuhan. Satu gunungan lanang diangkut ke Kadipaten Puro Pakualaman. Satu gunungan lanang lainnya diangkut ke Kompleks Kantor Gubernur DIY di Kepatihan.

Lima gunungan yang diangkut ke masjid besar dijaga prajurit Surokarso. Gunungan yang diangkut ke Paku Alaman dijaga prajurit Puro Pakualaman, Lombok Abang dan Plangkir. Sedangkan gunungan yang diangkut ke Kepatihan dijaga prajurit Bugis.

Gunung ini bermakna sebagai wujud rasa syukur, kemakmuran, kesejahteran, kemurahan hati dari raja Keraton Yogyakarta untuk warg masyarakat.entingan rakyat guna mecapai kemakmuran serta kesejahteraan rakyat.

Sebelum gunungan diperebutkan, prajurit keraton mengerjakan defile dari dalam keraton mengarah ke Pagelaran di Alun-alun utara. Ketujuh gunungan sudah ditempat di Bangsal Ponconiti. Prosesi persiapan prajurit di Alun-alun Utara dipimpin manggala prajurit GBPH Yudaningrat.

Saat ketujuh gunung keluar dilaksanakan penghormatan IDNPOKER dengan tembakan salvo sejumlah 3 kali. Lima gunungan yang kesatu kali terbit dibawa mengarah ke masjid besar Kauman guna didoakan oleh penghulu masjid, sebelum dibagikan.

Dua gunungan yang diangkut ke Kepatihan di kawal dua gajah dan gunungan yang mengarah ke ke Pakualaman juga dijaga prajurit Pakualaman dan dijaga oleh dua gajah kepunyaan Kebun Binatang Gembira Loka.

Saat gunungan hingga* di masjid, ribuan penduduk berdiri berjejer tak sabar guna merayah. Petugas berkali-kali mengingatkan supaya tidak merayah lebih sebelum sebelum doa selesai. Usai penghulu masjid menyimak doa, tanpa dikomando penduduk yang terdapat di depan gunungan langsung merayah sampai ludes.

Warga hendak sekali mengambil sekian banyak  isi gunungan. Yang paling tidak sedikit dicari ialah entho-entho yang terdapat di unsur atas gunungan. Entho-entho tercipta dari beras ketasn. Semua isi gunungan laksana sayuran, rengginang beras ketan pun dirayah. Potongan bambu, tali yang jadi pengikat pun jadi rayahan warga.

"Saya bisa tali dadhung ini untuk ditabung di kandang sapi, walau tak panjang sebab* dibagi," ungkap Saryono penduduk Wonosobo

Selesai ih gunungan dan mendokumentasikan. Kurang dari 15 menit gunungan telah dikerumini penduduk dan gunungan ludes dijatahlah warga.

Salah satu warga, Natijem (62) menyatakan setiap tahun selalu mengekor prosesi Sekaten dari mula hingga akhir. Sudah sejak semalam ia sedang di Masjid Besr Kauman.

"Sudah semenjak umur 30 rutin mengekor acara Sekaten. Semalam datang pukul 20.00 WIB dan menginap di sini guna ikut Gerebeg," ujarnya.

Malam sebelum Gerebeg terlebih dahulu dilaksanakan prosesi menyebar udhik-undhik yang terdiri dari beras, biji-bijian serta duit logam yang dilaksanakan oleh Sultan. Ini sebagai prosesi Kondur Gangsa atau kembalinya dua gamelan kepunyaan Keraton yakni Kyai Gunturmadu dan Gamelan Nagawilaga yang sudah ditabuh sekitar 7 hari di Bangsal Pagongan Masjid Besar Kauman.      

KPK Sertakan Rekaman Sidang PLTU Riau-1 di Kasasi Vonis Bebas Sofyan Basir

POKER88 -  KPK mengemukakan  kasasi berhubungan  vonis bebas eks Dirut PLN Sofyan Basir ke Mahkamah Agung. Rekaman sidang permasalaha...